Berawal dari Sommer Cam Beijing menjadi Au-Pair Di Jerman
Lineyni.com – Ephi, perempuan cantik dan selalu ceria ini tidak menyangka bahwa Sommer Camp di Beijing akan membawa dia terbang ke Jerman dan bisa kuliah serta tinggal di Jerman. Di Sommer Camp Beijing inilah Ephi berjodoh dengan pria berkebangsaan Jerman. Sepulang Sommer Camp keduanya melakukan hubungan LDR.
Akhirnya Ephi memutuskan untuk terbang ke Jerman. Tahun 2013 , Ephi terbang ke Jerman dengan menggunakan visa Au-Pair. Satu tahun Ephi ikut program Au-Pair di daerah Karlsruhe sekitar 3 jam 20 menit dari tempat tinggal saya. Ephi tinggal dengan keluarga Jerman (Gastfamilie ) yang mempunyai anak usia 9 dan 12 tahun.
‘‘Menjaga adik yang usia 9 dan 12 tahun itu tidak terlalu susah, dibandingkan bayi atau balita” ujar Ephi sambil melanjutkan menjelaskan mengapa dia lebih tertarik berangkat ke Jerman melalui Au-Pair.
‘‘Aku rasa Au-Pair itu banyak keuntungan, salah satu keuntungannya disini karena kita selalu berhubungan dengan anak-anak dan mereka akan selalu ngajak ngomong, gak peduli kita mengerti atau engga. Jadi kita dipaksa untuk bisa jawab atau cari jawaban disamping itu aku disuport les bahasa Jerman oleh Gastfamilie selama setahun” Jelasnya
Yang belum tahu apa itu Au-pair klik disini
Ausbildung Design Grafis
Jerman mempunyai sistem pendidikan yang unik dan berbeda dengan belahan dunia manamun, walau beda tetap kwalitasnya diakui dunia. Karena perbedaan sistem pendidikan ini pula, Ephi merasa kesulitan saat ingin mendaptar kuliah di Jerman (pendidikan bergelar) yang nantinya setelah tamat mendapatkan gelar.
‘‘Kasusku agak special dan beda dari umumnya, jadi aku dulu lulusan SMK Pariwisata. Biasanya kalau lulusan SMA umum kalau mau kuliah bisa langsung ikut studienkollegs (STK) semacam program penyerataan SMA di Jerman (Abitur) lalu kuliah di Universitas. Nah sedangkan aku waktu di Indonesia, aku sekolah SMK Pariwisata dan itu nggak memungkinkan kecuali aku mau mengambil STK privat atau SMK jurusan lainnya jadi akhirnya aku memutuskan untuk Ausbildung”
Awalnya Ephi ini mengambil jurusan Pariwisata karena ingin menggeluti dunia pariwisata untuk karir masa depannya namun setelah di Jerman , dia berubah haluan karena ternyata dia lebih tertarik ingin mendalami ilmu design. Tahun 2014, akhirnya Ephi memutuskan untuk Ausbildung jurusan Design grafis di Carl -Hofer-Schule Karlruhe.
”Nah di sekolah tersebut ada beberapa pilihan. Jika setelah lulus dan ingin kuliah, bisa menambah kelas matematika dan bahasa Inggris supaya dapat Fachhochschulreife). Jadi dengan Ausbildung design grafis ini aku dapat Staatlich Geprüfer Grafik Designnerin (Cerified designer dari negera) dan sertifikat untuk melanjutkan kuliah. Tapi kuliah ini opsional ya, karena sebetulnya kalau setelah Ausbidung mau bekerja juga pintunya terbuka lebar karena Ausbildung memang lebih fokus pada praktek dan industri sesuai jurusan” Jelasnya panjang lebar.
Agak tersentuh dan berkata wow saat Ephi menjelaskan secara panjang lebar dengan detail berbagi ilmu dan pengalamannya. Dengan semangat perempuan milineal ini melanjutkan penjelasannya.
”Perlu diperhatikan untuk Ausbildung aku yang pertama ini tidak ada pararel kerja seperti Ausbildung lainnya . Jadi tidak ada gaji dan dapat modal awal uang jaminan dari keluarga (seperti student pada umumnya) tapi aku kerja sambilan untuk menyambung hidup. Aku menetap sampai sekarang 2020 hanya dari 1 x modal keluarga dari awal )” tuturnya.
‘Waduh bagaimana kalau tidak punya modal awal ? ” tanya saya penasaran
”Kalau semisal berhalangan dengan modal awal maka setelah kalian menjadi Au-Piar atau FSJ, kalian daftar Ausbildung yang mendapatkan gaji seperti Restoran, hotel, perawat atau yang lainnya” ujar Ephi memberikan tips bagi yang tidak punya modal.
Banyak Ausbildung yang memberikan gaji, bisa anda cari dan dapatkan dari beberapa web site :
Ausbildung.de.
Azubiyo.de
Duales Studium
Saat Ephi memutuskan untuk kuliah di Jerman dia berharap bisa kuliah dan mengantongi gelar kesarjanaan. Namun karena dari SMK maka mau tidak mau dia mengambil Ausbildung terlebih dahulu. 3 tahun lamanya Ephi telah menempuh jalur Ausbildung Design Grafis dengan dibarengi kerja part time demi menyambung hidupnya. Dia punya semangat pantang mundur walau harus melalui Ausbildung terlebih dahulu baru kuliah untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya.
‘‘Sebenarnya dengan mengikuti Ausbildung terlebih dahulu, lebih tertempa dengan praktek-praktek ketika aku Ausbildung sehingga saat aku kuliah akan lebih paham dan mengerti dibandingkan dengan yang langsung dari SMA langsung kuliah” jelas Ephi.
”Karena yang aku bilang sebelumnya rencana awal ingin dapat gelar sarjana jadi aku memutuskan untuk menyambung kuliah lagi. Maka aku mengambil Duales Studium” lanjutnya.
Untuk yang belum tahu apa itu Duales Studium Klik di sini
Ephi menceritakan bahwa dia mengambil Duales Studium di DHBW . dengan sistem kuliah 3 bulan bekerja dan 3 bulan kuliah dengan jadwal yang sudah fix selama 3 tahun (tidak lebih dan tidak kurang ), setiap bulannya mahasiswa mendapatkan gaji setiap bulannya dari tempat dimana mereka bekerja saat Duales Studium berlangsung. Untuk jurusan yang Ephi ambil berkisar 450 euro (Rp. 7 juta 200 rb Kurs 16000) (kantor di Jerman Timur) sampai 1200 ( 19 juta 200 ribu) (Kantor di Munich) karena perlu diingat bahwa biaya-biaya di tiap kota akan berbeda jauh sehingga gaji yang diterima tentunya berbeda-beda.
Ephi memberikan perincian bagaimana persyaratan untuk masuk DHBW seperti berikut ini
- Sertifikat untuk kuliah (di kasus Ephi FHR dari Ausbildung) atau yang lainnya Ijazah SMA
- Delta prufung ( ini seperti IQ test)
- Sertifikat bahasa Jerman (kalau daftar langsung tanpa STK atau Ausbildung)
”Nah bagaimana agar bisa kuliah di DHBW ini ?” jelas Ephi sambil menjelaskan bla-bla ……
Dari keterangan Ephi bisa disimpulkan bahwa untuk bisa kuliah di DHBW itu tidak mendaftar ke kampus melainkan ke perusahaan yang membuka lowongan untuk Duales Student. Perusahaan mana yang membuka lowongan ? Anda bisa melihatnya di website DHBW masing-masing jurusan ada list perusahaan yang menawarkan lowongan ini.
” Nah kalian bisa lihat-lihat perusahaannya dan kalian bisa lihat-lihat perusahaan di website DHBW dan kirim email ke mereka”. ujar Ephi sambil menjelaskan bagaimana cara dan prosedur melamar kuliah Dueles Studium ini.
Kelemahan Duales Studium
- Tipe Kuliah Duales Studium ini cukup melelahkan, tidak flexibel dan padat.
- Pada kuliah umum biasanya mendapat dimana kuliah pada umumnya setiap semester ada libur 3 bulan. Pada Kuliah Duale Studium tidak ada sama sekali (diganti kerja/kuliah) dan hanya ada cuti kerja seperti orang kantor.
- Tugas kuliah dan pekerjaanpun sering berjalan berbarengan dan pararel
- Lokasi kampus dan tempat kerja di kota berbeda (seperti aku) maka setiap 3 bulan harus pindah (gantian dengan orang di fase terbalik). Kuliah juga tidak bisa pilih-pilih jadi sistemnya paket.
Keuntungan Duales Studium
- Karena mendapatkan gaji maka keuangan terjamin
- Setelah lulus pengalaman kerjanya sudah di tangan (karena bekerja di kantor yg sama selama 3 tahun).
- Setelah lulus biasanya akan di ambil sama perusahaan tempat kita bekerja, kalau pun tidak diambil oleh perusahaan dimana kita belajar maka bisa melamar ke tempat lain sesuai dengan jurusannya
Kesan dan pesan dari Ephi
- Bagi yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman sistem apapun, disarankan untuk ke Jerman diawali dengan Au-Pair dulu atau FSJ (kecuali bisa STK ) dan setelah itu berjalan langkah demi langkah. Karena banyak hal yg kita baru bisa mengerti saat kita sudah disini, sistem pendidikan seperti apa, lingkungan dan sebagainya.
- Dengan kita ikut Au-Pair maka kita ada kesempatan untuk lihat sekolah, mengurus pendaftaran, belajar bahasa dan sebagainya. Soal umur tidak usah khawatir, Ephi sekarang usianya 26 dan belum selesai S1, tidak hanya sepantaran saja yang kuliah dengan Ephi namun yang lebih tuapun banyak jadi menurutnya tidak perlu buru-buru.
- Sebisa mungkin juga hindari penggunaan Agent.
- Tiga hal yg paling penting: rajin belajar bahasa Jerman dan rajin cari tahu serta berdoa 🙂 pasti bisa!
Postingan yang saaaaangaaat memotivasi.
Remarkable! Its truly remarkable article, I have got much clear idea concerning from this article. Lurlene Hewet Snoddy
Im thankful for the post. Thanks Again. Much obliged. Ashien Gabi Christis
I think that everything posted made a bunch of sense. Judith Davidde Brockwell
Outstanding post, you have pointed out some excellent points , I as well believe this s a very good website. Danyelle Mohammed Banebrudge
Many thanks
Absolutely indited articles , regards for entropy. Genovera Gardner Wake
I believe this is one of the so much vital information for me. Thalia Anthony Beckie
Thank you
Very good post! We will be linking to this particularly great article on our site. Keep up the good writing. Britteny Richard Mima
Thanks Briteney
Well I sincerely enjoyed reading it. This tip offered by you is very practical for good planning. Romola Fonz Aluin
Great, thanks for sharing this blog. Really thank you! Keep writing. Evaleen Hamlin Pattie
Thank You Evaleen
Thanks so much for the blog post. Really thank you! Cool. Robinette Jonas Joaquin
There is certainly a great deal to learn about this issue. I like all the points you have made. Silvana Brander Mattie
I saw a lot of website but I believe this one has got something extra in it. Mariel Tomlin Eldrid
Analyze what the player is doing, and consider how you can incorporate that into your own technique. Margarita Aldon Namara
Hi! I just wish to offer you a big thumbs up for your great info you have right here on this post. I will be coming back to your site for more soon. Joanie Georas Renwick
Sangat menginpirasi banget ceritanya kak, butuh perjuangan yang dimana dulunya SMK di indo tidak laku ke unive maka harus belajar lagi ke ausbildung 3 tahun, namun siapa sangka banyak pengalamannya
iya dek…pengalamannya jadi banyak
SMK bisa!!,, btw gimana cara dapat sertifikat bahasa jermannya??
Harus kursus dulu mas. nanti ikut ujian di Goete Institut.
Harus kursus dulu mas. nanti ikut ujian di Goethe Institut.
Harus kursus dulu mas. nanti ikut ujian di Goethe Institut.
Sangat inspiratif banget ceritanya,beneran jadi pengen sekolah disana jadinya, meski umur udah numpuk banyak.. hehehe
Coba aja dek Tio, tidak ada kata terlambat
Harus pintar manajemen waktu dan fisik yang prima ya 🙂
Betul Dek, membagi waktu antara belajar, sekolah dan bekerja
Waktu masih SMA, saya juga ingin kuliah di Jerman karena guru bahasa Jerman saya selalu cerita betapa enaknya sekolaj di Jerman dan di sana, katanya, tidak ada yang rasis.
Sayang, waktu itu saya lebih berminat kuliah di PTN favorit walau ujung-ujungnya gagal.
Thanks for your story. I like it 😁😁
makasih mbak motivasinya, semoga kedepannya saya bisa #Amin
Saya salut…
Padahal cewek berani belajar di luar negeri, mantap,,,
Iya mas. Ayo jangan kalah
Seneng baca cerita-cerita Mbak Neni. Sangat menginspirasi. Untuk saat ini buat bahan belajar ortu ya, karena posisiku masih belajar jadi ortu. Jadi ada bayangan jika suau kelak berdiskusi ttg pilihan pendidikan. Menarik Mbak.
Makasih mba Damar. Siapa tau nanti putra-putri nya bisa kuliah di luar negeri
Kisahnya sangat menginspirasi Mba. Begitu hebat perjuangan Mba Ephi untuk bisa kuliah menjadi sarjana. Semoga kisah ini juga bisa menginspirasi anak muda lainnya yang memiliki mimpi belajar di luar negeri
Aamiin
Saya senang mampir ke blog ini. Banyak informasi bermanfaat terutama bagi mereka yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri ya..
Terima kasih sharingnya, Mbak
Terimakasih mba sudah mau mampir
Luar biasa Mbak. Informasinya sangat mendetail bermanfaat untuk mereka yang ingin kuliah di Jerman. Kalau saya cukup puas baru punya kessmpatan ambil S1 spti sekarang ini dan gak boleh jauh dari Lampung pula.
Aku selalu suka baca kisah inspiratif seperti ini loh mba. Meski aku nggak pernah punya pengalaman tinggal di LN, rasanya aik aja gitu melihat bagaimana seseorang beradaptasi dengan lingkungan yang benar2 berbeda. Makasih sudah sharing ya
Makasih mba
Makasih Mbak untuk mengangkat kisah inspiratif seorang remaja Indonesia dsalam blognya. Jadi nambah wawasan juga tentang sekolah di Jerman. Bisa kasih info ni sama anak, kali-kali nanti berminat.
Sama-sama Mba Ane
Cerita yang inspiratif sekali kisah ananda Ephi ini. Boleh saya share untuk murid saya yang jurusan Bahasa ya, mbak?
Untuk anak jurusan bahasa di sma kami mendapat pelajaran bahasa Jerman. Tentu dengan kenal program seperti ini bisa jadi membuat mereka tambah semangat.
Saya dulu kebetulan juga jurusan Bahasa, jadi juga kenal dikit dikit bahasa Jerman. Dulu hobi saya baca dan ikuti program DeutcheWelle. Tapi sekarang sudah lupaaa ehehe
Auf wiedersehen, mbak 🙂
Boleh Mba dengan senang hati. terimakasih banyak Auf wiedersehen mba
Membaca semua kisah-kisah teman-teman yang sukses dengan belajar di luar negeri tu membuat yuni sedikit menyesal. Cobalah dulu yuni lebih getol nyari info mengenai program-program ini, pasti cerita kehidupan yuni akan berbeda. Tapi ya sudahlah.
Yuni cuma mau bilang, cerita mbak benar-benar menginspirasi. Hehehe
Terimaksih mba
Suka takjub dan salut sama perjuangan generasi muda yang pekerja keras demi menggapai mimpinya
Jadi malu kalau diri ini masih malas-malasan
Semangat yess
Iya mba saya juga bangga makanya saya buatkan coretannya
Inspiring banget mbak.seriusan baca ini saya pengen sekolah lagi. Padahal usia udah tua nih. Mungkin bisa jadi acuan buat bocah suatu hari nanti. Mbak Neni saya tunggu kisah2 lainnya ya. Tulisannya ngagenin
Terimakasih mba Malica
Terbersit rasa menyesal karena tidak bekerja lebih keras untuk cita-cita yang katanya mau sekolah di luar negeri.
keren banget mba
Makasih mba
Wow, baca artikel ini saya membayangkan anak saya juga bisa dapat beasiswa sekolah di luar negeri. Menginspirask sekali. Terima kasih infonya ya.
Sama-sama Mba Dhika. Mudah-mudahan bisa.
Inspiring ya…
Semoga bisa diikiti oleh para millenial lainnya…
Iya , mudah-mudahan ya mbak.
Wah, isnpirasi sekali buat kaum millennial Indonesia yang mau berjuang untuk sekolah ke luar negeri khususnya Jerman. Sosok anak muda yang pantang menyerah dikau Ephy. Darimu saya dapat ilmu bagaimana sistim sekolah dan kuliah di Jerman. Bravo mbak , buat tulisannya tentang Ephy. Salam kenal.
Hallo Mba Nurhayati, Terimakasih dan salam kenal
Wah, keten sekali mbak Ephi. Perjuangannya patut diacungi jempol. Semoga menginspirasi generasi muda Indonesia yang lain, ya.
Sukses terus, Mbak❤️
Terimakasih
Tahu nggak sih, Mbak, semenjak suka baca tulisan Mbak tentang belajar di Jerman, aku jadi suka nonton Youtube kehidupan para mahasiswa Indonesia di sana. Merasa menyesal banget dulu ingin kuliah di luar negeri tapi kurang berusaha memperoleh informasi. Semoga ini jadi penyemangat kalau nanti anak-anakku tertarik untuk belajar di Jerman. Memang masih lama banget, setidaknya aku punya ancer-ancer seperti apa. Meskipun ada kemungkinan saat waktunya mereka kuliah sudah ada perubahan, ya.
Makasih banyak, yaaa …
Gagal di syarat ketiga, belum bisa bahasa jerman wkwk. Ceritanya sangat menginspirasi, hasil yang luar biasa dengan perjuangan yang tak kalah luar biasanya.
ayo belajar Bahasa Jerman Dek
Usaha memang tidak akan menghianati hasil ya, sangat menginspirasi sekali dan memotivasi, apapun cita-cita kita, semua diawali dengan niat, tekad yang kuat, usaha, serta jangan lupakan doa 👍
Keren,perjuangan yang tidak sia” dan hasil yang bisa menjadi jawaban akhir dari perjuangan
Hebat…
Semoga saya bisa menyusul dia
Mantap kisahnya.. perlu diambil pelajaran dari kisah ini bagi yang ingin bersekolah di jerman
Terimaksih
Aamiin saya doakan
Wahh orang indonesia nih ya.. sangat membanggakan sekali.. turut berbangga melihatnya 😉
Kisahnya inspiratif, kak bisa saya terapkan untuk terus berjuang melangkah tanpa keraguan
Bisa banget Dek
Waah keren Mbak Ephi ini, bisa kuliah di luar negeri. Semoga bisa menginspirasi pelajar-pelajar di Indonesia.
Terimaksih
cerita yang sangat menginspirasia… Pengen banget bisa kuliah di luar negeri
Hayuuu sini. belajar bahasa Jerman dulu
Tolle Erfahrung…walau cita” saya tidak kesampaian kerja ke Jerman..mudah”an anak atau siswa saya ada yg kerja atau kuliah di Jerman.
Super sehr schön diese Seite..sehr ansprechbar.
Viel Erfolg
Wünsche ich dir
Danke Schön
Super 👍👍 story, very inspiring
Terimakasih Mba Maria