Jum’at, 20.03.2020
Saya turut suami ke kota untuk sekedar membeli perlengkapan kebutuhan mingguan kami dan mengirimkan paket lewat kantor pos. Jalanan terlihat sepi , tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang, orang-orang tidak nampak seolah bersembunyi disetiap rumah. Dunia telah berubah dalam sekejap saat corona melenggang di seantero dunia.
Antrian panjang terlihat saat saya tiba di kantor pos. Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan di depan saya. ”Tolong jaga jarak ini bahaya sekali, tolong jaga jarak 1.5 meter !” teriak ibu yang berbaju hijau kepada ibu yang berjaket jean. Kemudian ibu berjaket tadi menoleh saya seakan memberi kode. Saya pun mundur dan diikuti barisan belakang saya tanpa saya harus memberi komando.
Hanya tiga orang pengunjung yang boleh ada dalam kantor pos. Sebelum masuk, diwajibkan membasuh tangan dengan cairan deinfizierend semacam cairan hygienis yang berbentuk spray. Sebuah kaca dipasang di meja pelayanan yang sebelumnya tidak ada. Dengan memasang kaca tersebut diharapkan akan meminimalisir kontak langsung antara pagawai dan pengunjung. Pegawai pos dengan cepat menimbang dan menyebutkan berapa yang harus saya bayar. Tanpa ba bi bu sayapun langsung membayar cepat-cepat mengingat di luar kantor pos antrian panjang menunggu.
![]() |
Di dalam kantor pos |
![]() |
Suasana sepi di area pertokoan |
Dari kantor pos kami berdua langsung menuju pusat perbelanjaan melewati area pertokoan. Sama suasananya sepi tidak banyak orang yang berkeliaran. Hampir semua toko tutup. Ada beberapa restoran yang buka namun hanya bisa take away saja. Untung sebelumnya saya sudah mengganjal dengan nasi goreng dan roti.
Bingungkan, makan nasi goreng dan roti. Pagi tadi ada nasi sisa, saya buat nasi goreng untuk saya dan anak-anak. Saya makan nasi goreng tanpa menunggu suami karena dia tidak suka makan nasi di pagi hari. Ketika suami sarapan saya menemaninya sambil ikut serta ngemil roti, namanya juga toleransi. ini ‘pengalihan isu’ agar saya tidak disebut gembul saja hi hi hi.
Kembali ke laptop. Saat menelusuri jalan menuju supermarket, saya melihat antrian panjang di sebuah apotik dan keliatannya yang bisa masuk hanya satu orang. Hadeeuh, pasti lama itu. Nyelip dikit, satu barisan belakang pasti teriak tuh.
Apotik |
Akhinya sampai juga kami di supermarket. Tidak terlalu banyak pengunjung yang datang bila dibandingkan dengan minggu lalu. Minggu lalu ada terjadi buying panic. Saat ini tidak terlihat adanya buying panik lagi dan stok barang di toko cukup banyak.
Namun ada penampakan ganjil di antara para pengunjung. Mereka jalan lebih cepat dari biasanya dan terlihat terburu-buru. ” Ayo cepat keluar, jangan terlalu lama di sini bahaya!” seru seorang laki-laki pada wanita yang tak jauh dari saya.
”Kenapa sih kok semua orang kaya terburu-buru gitu ? tanya saya. ”Kamu tidak dengar orang tadi bicara, mereka tidak mau berlama-lama disini karena mereka tidak mau kena Corona” Jelas suami saya sambil mengajak cepat-cepat untuk membeli barang sesuai dengan list yang sudah ditangan.
Saat saya akan menimbang belanjaan sukini, tiba-tiba seorang wanita merentangkan satu tangannya kehadapan saya dan menjentikan dua jari memberi kode kepada saya sambil berkata. ”Tolong jaga jarak 2 meter kalau tidak bahaya buat saya !”suruhnya. Sayapun mundur, sambil minta maaf. Jadi ingat kejadian ibu yang pakai jaket jean tadi di kantor pos, akhirnya menimpa saya juga.
Di Jerman menegur atau mengingatkan pada sesama adalah hal yang normal dan biasa, sekalipun tidak kenal satu sama lain. Apalagi kalau pada saat melanggar berada disekitar anak-anak, biasanya sudah pasti kena tegur.
Semua perlengkapan sudah selesai kami beli sesuai dengan list belanjaan dan ada satu yang tidak ada yaitu kertas toilet. Kertas toilet di Jerman termasuk kebutuhan pokok seperti halnya beras kalau di Indonesia.
Saking sulit kertas toilet maka kertas toilet menjadi trending topik selama satu minggu kebelakang. Banyak orang yang menyarankan, agar buying panic (bahasa jermannya Hamsterkäufe) untuk kertas toilet harus diberi denda yaitu untuk pembelian kantong pertama kertas toilet diberi harga normal dan pembelian ke dua, ke tiga dan seterusnya harus ditambah harganya 5 euro perkantong. Wah bagus juga idenya, lumayan bisa membuat kapok para buying panic.
Kepanikan akan kertas toilet sebenarnya tidak akan terjadi bila mereka memakai gayung seperti di Indonesia. Saya pikir, penggunaan gayung plus air merupakan cara ampuh sebagai pengganti kertas toilet selain lebih bersih tentunya juga tidak lengket karena kadang bisa belepetan kemana-mana kalau menggunakan kertas toilet. he he he.
Sabtu, 21.03.2020
Saya dan keluarga tetap ngumpul di rumah, tidak ada banyak kegiatan yang kami kerjakan paling bersih-bersih, nyuci, nyetrika dan masak. Saya dan anak-anak selalu bagi-bagi tugas.
Suasana di depan rumah sepi tidak terlihat orang yang lewat. tak ada orang yang menggoseh sepeda lewat di depan rumah seperti biasanya.
Begitupun di belakang rumah, tidak ada satupun kapal yang lewat padahal sebelumya setiap harinya banyak kapal yang melintasi sungai dibelakang tempat tinggal kami.Sunyi dan senyap, seakan memberikan waktu pada alam untuk beristirahat sejenak dan membiarkan agar bumi healing diselimuti dinginnya udara dan ditemani semilirnya angin.
Minggu, 22.03.2020
Kami kumpul di rumah tidak kemana-mana, tidak juga banyak melakukan aktifitas hanya berleha-leha saja.
Hari Minggu bagi orang Jerman adalah family time. Tidak hanya dikarenakan ada Corona, toko-toko dan restoran tutup namun sebelumnya juga memang selalu tutup pada hari minggu atau hari libur tanggal merah. Alhasil bila ada jadwal ngemol tidak bisa dilakukan pada hari minggu atau tanggal merah.
Hari minggu saatnya orang bersantai di rumah. Kalaupun memang benar-benar ingin bersih-bersih rumah atau mengerjakan sesuatu jangan sampai kedengaran dan kelihatan sama tetangga.
Dulu saya pernah membersihkan kaca pada hari Minggu, suami saya melarangnya dan dia wanti-wanti kalau hari minggu vacum cleaner jangan dinyalakan. kalau mau nyapu cukup dengan sapu saja agar tidak terdengar dan tidak ketahuan sama tetangga. Satu alasannya kenapa demikian yaitu malu sama tetangga kerja di hari minggu. Ah ternyata mereka besar juga malunya. hi hi hi.
Langkah-langkah Baru dalam Mencegah penyebaran virus corona yang akan diterapkan secara nasional
Akhirnya kami nonton TV . Orang pertama Jerman – Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan beberapa langkah-langkah baru yang akan diterapkan secara nasional dalam upaya untuk memperlambat dan menghentikan penyebaran virus corona, menimbang kurva yang terinfeksi dari COVID 19 di Jerman naik meningkat.
Adapun langkah-langkah baru dalam memperlambat dan menghentikan penyebaran virus Corona tersebut adalah sebagai berikut :
- Pertemuan publik lebih dari dua orang akan dilarang, akan ada pengecualian untuk keluarga dan mereka yang hidup bersama.
- Kontak umum dengan orang lain harus dikurangi seminimal mungkin
- Jarak 1.5 (4.9 kaki) harus dijaga setiap saat di depan umum
- Bisnis makanan seperti restauran harus ditutup kecuali melayani take away, untuk penyedia makanan bahan makanan seperti supermarket tetap buka seperti biasa
- Bagi penyedia layanan seperti penata rambut , kosmetik, pijat dan studio tato harus ditutup kecuali bisnis dan pusat yang menawarkan perawatan medis mungkin tetap buka
- Polisi dan lembaga hukum lainnya akan menegakkan peraturan terhadap pelanggaran aturan baru tersebut. Pada poin ini Ibu Merkel tidak menyebutkan sanksi apa yang akan dijatuhkan kepada siapapun yang tidak mematuhi langkah-langkah baru.
- Beberapa peraturan kebesihan dan aturan harus diterapkan untuk para pekerja di tempat kerja atau untuk pengunjung.
- Bekerja yang tidak bisa dilakukan di rumah atau sifat membantu orang lain dan berolah raga di luar akan tetap di ijinkan asal kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan pedoman.
Dalam pidatonya Kanselir Merkel meminta agar orang-orang yang berada di Jerman mematuhi langkah-lahkah tersebut sebagai pedoman seraya berseru ”Tunjukan rasa dan hati”
Senin 23.03.2020
Satu hari setelah Ibu Merkel berpidato, langsung Senin pagi berseliweren berita dimana polisi dan lembaga hukum di beberapa negara bagian berlomba-lomba menyusun untuk menegakkan peraturan tentang pelanggaran yang menyangkut Corona tersebut. Hal ini seesuai permintaan Kanselir Merkel pada poi 6 di atas bahwa polisi dan lembaga hukum akan menegakan peraturan pada setiap pelanggaran aturan yang menyangkut corona.
Jerman itu mempunyai 16 negara bagian. Masing-masing negara bagian berlomba menyusun penegakan peraturan masalah Corona. Kalau saya tulis ke 16 negara bisa-bisa keriting jari saya.
Baiklah biar tidak bingung dan keriting jari saya, saya ambil contoh satu saja bagaimana penegakan peraturan terhadap pelanggaran yang menyangkut masalah Corona ini, yang saya baca dari Stadt Nueus untuk negara bagian Rhine Westphalia Utara :
Barang siapa yang berada di ruang publik dengan lebih dari satu orang harus membayar 200 euro dan apabila ada yang berkumpul lebih dari 10 orang dianggap merupakan pelanggaran pidana yang dapat dihukum dengan denda atau hingga 5 tahun penjara yang disesuaikan dengan katalog denda untuk Undang-undang Perlindungan Corona yang diterbitkan oleh negara bagian Rhine-Westphalia Utara dengan rincian denda sebagai berikut :
- Pertemuan umum (lebih dari dua orang) – denda 200 euro per orang.
- Pertemuan Umum ( lebih dari sepuluh orang ) dianggap sebagai tindakan kriminal
- Piknik atau memanggang di tempat umum – denda 250 euro perorang
- Pengoperasian Bar, klub, diskotik, bioskop, kebugaran, salon – denda 5000 euro
- Restoran, kafe, pub, bar makanan ringan – denda 4000 euro
- Pengoperasian salon penata rambut, salon pijat, studio kosmetik, kuku dan tato : – denda 2000 euro
- Mangadakan event di publik dianggap kriminal
- Parisipasi dalam acara publik – denda 400 euro
Saya baca kutipan berita saja sudah puyeng apa lagi bayar, jadi lebih baik ikuti saja langkah-langkah yang sudah ditetapkan biar aman dan selamat. Di Jerman peraturan tetap peraturan, polisi tidak akan mentolelir terhadap pelanggaran tanpa pandang bulu apalagi pandang rambut, pandang kulit atau pandang mata uang disaku atau di brankas sekalipun.
Saya rasa sangat dimengerti mengapa aturan di Jerman begitu ketat terhadap Corona ini karena German belajar dari Itali walaupun Jerman bisa dikatagorikan rendah dalam angka kematian hanya 0.3 prosen bila dibandingkan dengan Itali sekitar 9 prosen seperti yang diberitakan pada tanggal 23 Maret 2020.
Pemerintah Jerman juga tidak menginginkan adanya overload pasien di rumah sakit mengingat kesehatan tenaga medis yang harus tetap diperhatikan dan diperhitungkan.
Tenaga medis menjadi garda terdepan saat ini dalam memerangi Corona virus. Mereka bekerja siang malam silih bergantian agar manusia tetap hidup. Dengan hanya mengikuti segala langkah aturan pemerintahan yang telah ditetapkan, itu benar-benar akan membantu mereka dalam memerangi virus corona. Bantulah mereka dengan cara diam di rumah dan jaga jarak.
Alangkah pilunya bila seperti di Itali, setiap jam lonceng kematian memanggil orang, kematian begitu cuma-cuma, peti-peti mati seperti barang-barang di supermarket berjejer, keluarga tidak bisa menghadiri pemakaman bahkan untuk mengucapkan kata perpisahanpun tak bisa dilakukan.
Padahal ketika saya menginjakan kaki ke Jerman yang saya pertama saya tanyakan pada diri saya adalah siapakah yang akan memandikan saya dan dimana saya akan di kubur bila kematian menjemput saya, walaupun saya tahu bahwa saya tidak sesolehah orang-orang yang ada di Indonesia tapi saya tetap masih menginginkan hak kesempurnaan dalam kematian apalagi orang-orang yang berada di Indonesia pastinya menginginkan kematian yang lebih sempurna dari pada saya. So, bantulah para medis dan bantulah pemerintah.
Memang hidup di tangan Tuhan dan malaikat sudah punya daftar jadi kematian tidak akan tertukar tapi ingat bahwa celaka bisa tertukar karena sebuah kelalain manusia.
Allah akan memuliakan orang yang berusaha dan tawakal jadi jangan panik tapi harus sadar bahwa fakta telah berbicara Corona itu berbahaya.
Tidak hanya pihak kepolisian dan hukum yang menegakkan peraturan sesuai anjuran poin no 6 di Jerman, dalam langkah pencegahan penyebaran Corona namun serentak setelah pidato Kanselir seluruh jajaran perusahaan baik negeri atau swasta membuat aturan-aturan mulai dari depan pintu , meja kerja dan ruangan, orang-orang yang di dalam perusahaan dan yang dari luar semuanya di beri aturan sebagai penegakan peraturan sebagai poin no 7.
Jum’at, 27.03.2020
”Saya sekarang di supermarket, saya harus ngantri dan supermarket dijaga banyak polisi orang orang diatur masuk ke dalam supermarket oleh polisi jadi mungkin saya telat pulang 1 jam atau mungkin juga lebih dari 1 jam” Kata suami saya dalam telepon genggamnya.
Waduh, peraturan berubah lagi minggu kemarin tidak dijaga polisi dan masuknya tidak dibatasi hanya jarak yang harus dijaga. Sekarang peraturan semakin ketat, entah sampai kapan peraturan ini dan itu akan berlangsung seolah tidak pasti.
Saat ini benar-benar saat yang tidak pasti namun pada masa saat-saat tidak pasti inilah adalah saat yang paling tepat untuk merenungkan bagaimana menjalani hidup dan masa tidak pasti ini pula menyadarkan semua manusia betapa berharganya hidup. Bukan karena takut mati atau senang/cinta duniawi namun hidup punya harga punya nilai bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain serta alam sekitarnya.
Semoga dibalik musibah ada hikmah yang bisa membuat manusia lebih bijak melangkah.
Bleibt Gesund, bleibt Zuhause itu kata orang Jerman. Sehat selalu dan di rumah saja itu kata saya.
Trier, 27.03.2020